Danau di Tanzania Mengubah Hewan Menjadi `Batu`
oleh: Akita Han ^_^
Danau Natron menyimpan rahasia mematikan. Di satu sisi ia menjadi
lokasi kawin dan berkembangbiak bagi 2,5 juta Lesser Flamingoes (Hoenicopterus minor)
yang terancam punah. Burung berkaki panjang itu bisa dengan tenang
menyantap alga spirulina, terlindung dari para predatornya.
Namun, bagi hewan lain, perairan di utara Tanzania
itu bak neraka. Danau alkali dangkal dengan kedalaman kurang dari 3
meter itu adalah kuburan bagi ribuan burung dan hewan kecil. Bahkan si
flaminggo yang tak hati-hati bakal mati.
Natron adalah danau garam, airnya memiliki pH sampai 10,5, begitu
kaustik hingga bisa membakar kulit dan mata hewan yang tidak bisa
beradaptasi dengannya. Ditambah lagi dengan suhu airnya yang bisa
mencapai 60 derajat Celcius.
Danau Natron, namanya diambil dari natron -- mineral natrium karbonat dekahidrat (sodium carbonate decahydrate) yang biasa digunakan orang Mesir kuno mengeringkan orgaan selama proses mumifikasi atau membuat mumi.
Kandungan
mineral dalam airnya juga punya fungsi sebagai pengawet bangkai hewan
malang yang tercebur lalu mati. Membuat mereka seakan dicelupkan dalam
adonan semen.
Alcolapia alcalica |
Satu-satunya spesies hewan yang dapat bertahan hidup di bawah permukaan danau adalah alkaline tilapia (Alcolapia alcalica), ikan sejenis nila yang bisa bertahan hidup di sepanjang tepi yang airnya kurang asin. Juga sejumlah bakteri.
Fotografer alam liar, Nick Brandt menggunakan bangkai-bangkai hewan
di Danau Natron sebagai model dari serial fotografi terbarunya yang
mengerikan.
"Menemukan mereka terdampar di sepanjang tepian Danau
Natron, saya pikir sangat luar biasa. Bayangkan, setiap detil, dari
ujung lidah kelelawar, rambut-rambut kecil di wajahnya, seluruh tubuh
elang pemakan ikan, diawetkan dengan sempurna," kata Brandt seperti
dimuat CBSNews.com, 3 Oktober 2013.
Belum diketahui
bagaimana bisa burung-burung dan kelelawar terjun dalam air yang
mematikan. Menurut Brandt, mungkin mereka bingung dengan "refleksi alami
ekstrem" pada permukaan danau tersebut -- yang kerap berubah warna.
Mirip dengan fenomena burung terbang ke arah jendela kaca dan
menabraknya.
Saat memotret bangkai binatang yang kini mirip
patung itu, Brant memutuskan untuk membuat mereka dalam posisi seakan
masih hidup. Menaruh mereka di ranting pohon atau di atas air. "Aku
menempatkan mereka dalam posisi 'hidup'. Seakan hidup lagi setelah
mati," kata dia.
Sebagian hasil karya Brant kini dipamerkan di
Hasted Kraeutler Gallery di New York dan akan dipublikasikan dalam buku
fotografi berjudul, "Across The Ravaged Land".
"Asal Usul Natron"
Garam yang terkandung di Danau Natron tidak seperti garam masak yang
dipanen dari laut. Melainkan kapur magmatik yang telah ditempa dalam
bumi, keluar melalui aliran lava, dan disemburkan ke udara menjadi awan
abu setinggi 10 mil.
Pelakunya adalah Ol Doinyo Lengai, sebuah gunung berapi berusia 1 juta tahun yang terletak di selatan Danau Natron.

Hannes
Mattsson, seorang peneliti di Swiss Institute of Technology di Zurich
mengatakan, gunung berapi lain biasanya memuntahkan silikat, namun Ol
Doinyo Lengai adalah satu-satunya di planet ini yang menyemburkan
"natrocarbonatite" -- yang kaya akan sodium, kalium karbonat,
nyerereite dan gregoryite. Jauh lebih asin dari silikat.
Material
abu vulkanik lalu dikumpulkan air hujan yang masuk ke danau. Itu
menjelaskan mengapa hewan yang tercebur di dalamnya terlihat seperti
telah jatuh dalam ember semen. Air danau juga mengalami lonjakan
salinitas karenanya.
Sementara, Gunung Ol Doinyo Lengai telah meletus sedikitnya delapan kali sejak 1883. Terakhir meletus pada 2007 lalu...
Think Again...