Minggu, 24 November 2013

Holaho..... :)


Gunung Sinabung meletus lagi malam ini, Sabtu 23 November 2013. Letusan terjadi sebanyak tiga kali, yaitu pada pukul 21.26, 21.38, dan 22.02 WIB. Abu vulkanik dari kawah Sinabung menyembur setinggi 3,3 kilometer.

Abu itu menyebar sampai ke Medan. Akibatnya cuaca di Medan terasa panas. Bau debu menyengat, terutama di kawasan Tanjung Sari. Debu pun menempel di pakaian para pengendara motor yang melintas. Banyak pemotor yang akhirnya berhenti karena hujan abu bercampur gerimis membuat mata perih dan sesak nafas. abunya sampai pada daerah tembung & laudendang ini jarak terjauh untuk sebuah abu yang dihempaskan oleh gunung sinabung. Minggu pagi tadi saat saya buka pintu debu putih tebal sekali menyelimuti lantai teras rumah, hadeh secepat itu butiran debunya datang.

Ini yang kesekian kalinya Gunung Sinabung meletus. TNI dan aparat terkait mengerahkan armada truk menuju empat desa yang direkomendasikan PVMBG untuk dikosongkan, yaitu Desa Kutagunggung, Kutarakyat, Sigarang-garang, dan Sukanalu.

Sore tadi, pengungsi letusan Sinabung mencapai 6.301 jiwa. “Jumlah itu diperkirakan bertambah malam ini karena proses evakuasi terhadap penduduk di empat desa masih berlangsung,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho.

Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana telah mengingatkan bahwa potensi erupsi susulan Sinabung masih tinggi. Ada dua ancaman dalam letusan Sinabung, yakni material erupsi dan banjir lahar dingin.


“Dengan keluarnya lava pijar empat hari terakhir, maka letusan Sinabung akan makin membahayakan. Karakteristik letusannya mirip Gunung Merapi,” kata Sutopo. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi menetapkan status siaga (level 3) untuk Gunung Sinabung. 
Satu hal yang saya dapat katakan "untung saja sampai saat ini yang saya tau informasinya bukan gas CO yang dikeluarkan Gunung Sinabung, hanya debu vulkanik" karena saya ingat matakuliah Geologi Dan Geomorfologi Indonesia dimana dosen saya Ibu Anik menjelaskan kalau gas CO yang dikeluarkan dalam hitungan menit kita akan pingsan dan berujung pada kematian. gas Co tidak dapat dibedakan, karena tidak berbau. jika gas ini masuk melalui sistem pernafasan kita maka paru-paru tidak dapat bekerja karena sudah dimasuki oleh senyawa racun CO.

Bahaya gas karbon monoksida

Gas karbon monoksida (CO) yang masuk dalam sistem peredaran darah akan menggantikan posisi oksigen dalam berikatan dengan hemoglobin (Hb) dalam darah. Gas CO akhirnya mudah masuk ke dalam jantung, otak dan organ vital penunjang kehidupan manusia lainnya. Gas ini sifatnya sangat beracun bagi tubu manusia, sehingga akibatnya bisa fatal. Ikatan CO dan Hb dalam darah akan membentuk karboksi haemoglobin. Ini menyebabkan dua hal:
  1. Oksigen akan kalah bersaing dengan karbon monoksida sehingga kadar oksigen dalam darah manusia akan menurun drastis. Seperti yang kita tahu, oksigen diperlukan dalam proses metabolisme tubuh sel, jaringan dan organ dalam tubuh manusia. Dengan keberadaan CO di dalam darah, maka akan menghambat metabolisme tubuh manusia.
  2. Gas CO akan menghambat terjadinya proses respirasi atau oksidasi sitokrom. Hal ini akan mengakibatkan pembentukan energi tidak maksimal. Karbon monoksida akan berikatan langsung dengan sel otot jantung dan sel tulang. Akibatnya terjadi keracunan CO pada sel tersebut dan merembet pada sistem saraf manusia.
Jika seseorang mengalami paparan CO 1.000 ppm selama beberapa menit akan menimbulkan kejenuhan karboksi haemoglobin. Orang tersebut akan bekurang kesadarannya atau pingsan. Sedangkan jika ditambah beberapa menit lagi maka dapat mengakibatkan kematian.

Gejala keracunan gas karbon monoksida

Paparan karbon monoksida dalam jumlah besar akan menimbulkan gejala seperti keracunan, yakni sakit kepala, rasa mual dan muntah. Gejala ini akan bertambah dengan rasa lelah, mengeluarkan keringat cukup banyak, pola pernafasan menjadi cepat dan pendek, adanya rasa gugup dan berkurangnya fungsi penglihatan. Puncak dari gejala ini adalah berkurangnya kesadaran bahkan hingga pingsan yang sebelumnya ditandai dengan sakit dada yang sangat mendadak. Jika terjadi nyeri dada, maka CO sudah berada di jantung. Banyak kasus kematian akibat keracunan karbon monoksida ini terjadi karena kesulitan bernafas dan edema paru yang disebabkan adanya kekurangan oksigen pada level sel, dimana sel tidak mendapatkan cukup oksigen dari darah karena justru mengikat gas CO.

Pertolongan pertama pada korban keracunan karbon monoksida

Jika ada seseorang yang mengalami keracunan karbon monoksida, maka pertolongan pertama yang bisa dilakukan adalah membawa korban ke tempat terbuka, bisa diusahakan yang terbuka dan hijau dan jauh dari sumber karbon monoksida. Longgarkan pakaian korban supaya lebih mudah bernafas. Jika memiliki oksigen murni, bisa diberikan kepada korban sebagai pertolongan untuk dihidurp. Pastikan korban keracunan masih bernafas dengan menyentuh hidung, denyut jantung dan nadi. Setelah korban siuman, pastikan dalam keadaan tenang karena jika korban terlalu banyak bergerak maka kebutuhan oksigen akan meningkat dan ia akan pingsan kembali. Setelah itu segera bawa korban ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

Tips pencegahan keracunan karbon monoksida

Setelah sebelumnya kita telah membahas mengenai bahaya karbon monoksida (CO) bagi manusia, maka sekarang kita akan membahas tentang pihak yang beresiko keracunan karbon monoksida dan tips pencegahannya. Salah satu pekerjaan yang paling beresiko tinggi keracunan karbon monoksida adalah pemadam kebakaran. Pemadam kebakaran selalu berhubungan dengan asap dan pembakaran yang pada umumnya tidak sempurna. Selain itu ada pula tukang cat yang menggunakan cat dengan bahan dasar metilin klorida dapat teracuni oleh zat tersebut karena dapat berubah menjadi CO dalam peradaran darah. Perokok adalah termasuk dari sekian banyak orang yang sangat beresiko terpapar karbon monoksida. Asap pembakaran tembakau pada umumnya tidak sempurna sehingga banyak mengandung CO.

Tips mencegah keracunan karbon monoksida

Memang sangat sulit untuk mencegah secara penuh masuknya karbon monoksida dalam tubuh. Hal ini dikarenakan sifat gas CO ini yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak menyebabkan gejala apa-apa pada paru-paru pada awalnya. Namun sebenarnya gas CO bisa diminimalisir, supaya tidak terjadi keracunan pada orang di sekitar kita. Yakni caranya adalah dengan memeriksa secara berkala semua saluran yang berhubungan dengan pembakaran dimana ventilasi harus menghadap keluar rumah dan tidak tersumbat. Saluran ini seperti mesin pemanas air, genset dan lain-lain. Selain itu, untuk anda yang memiliki mobil, anda harus memeriksa sistem AC mobil anda dan mewaspadai kemungkinan kebocoran. Hindari juga menyalakan mobil di dalam garasi yang tertutup rapat.

Sekilas tentang kematian akibat keracunan karbon monoksida

Kematian yang terjadi akibat keracunan gas CO adalah semacam kematian yang tidak disadari. Gejala keracunan karbon monoksida juga dianggap “menyenangkan” karena korban merasa rileks dan berhalusinasi, mirip seperti penggunaan narkoba. Korban keracunan ini sangat jarang bisa menyelamatkan diri dari kondisi yang penuh dengan gas CO. Bahkan kematian yang diakibatkan oleh keracunan gas CO dianggap sebagai “mati indah” karena gejala-gejalanya yang seperti disebut diatas. Seperti yang pernah disebutkan dalam artikel sebelumnya, gas CO adalah kompetitor dari Hemoglobin Oksida (HbO) yang mengikat oksigen. Saat gas CO dihirup berlebihan, maka gas tersebut akan terikat kuat dengan hemoglobin dan menghalangi ikatan hemoglobin dengan oksigen. Inilah awal dari keracunan karbon monoksida.
Jika karbon monoksida menghalangi sel ikatan hemoglobin dan oksigen, maka oksigen tidak bisa masuk dalam darah. Akibatnya sel tubuh tidak mendapatkan oksigen. Sel otak adalah sel tubuh yang akan berhenti bekerja jika tidak mendapat oksigen dalam delapan menit. Akibat dari berhentinya otak adalah berhentinya beberapa organ tubuh disamping karena ketiadaan oksigen. Hal inilah yang disebut dengan keracunan karbon monoksida. Otak yang perlahan-lahan berhenti bekerja akan menimbulkan efek seperti rileks dan berhalusinasi. Inilah sebabnya banyak yang tidak bisa selamat dari keracunan karbon monoksida.

Think Again....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar